Friday, November 30, 2012

Wow, Sumatif Telah Tiba!


Sumatif telah tiba!
Berita gembira atau berita buruk?
Buat saya sih ini berita gembira, karena habis sumatif liburan telah menunggu. Kenapa harus jadi berita buruk?

Oh, berita buruk untuk kalian adalah harus melewati berbagai macam tes sebelum bisa berlibur! Sayangnya, alur kehidupan kalian memang begitu, mau tidak mau, suka tidak suka, sumatif tetap harus dihadapi.

Ibarat sebuah permainan, mempersiapkan sumatif ternyata punya aturan main. Penasaran? Yuk, simak aturan berikut!!

ATURAN 1: YAKIN dengan diri sendiri

  • YAKIN kalau kamu sudah mempersiapkan segalanya dengan BAIK!
  • YAKIN kalau kamu BISA mengerjakan semua soal-soal tersebut
  • YAKIN kalau kamu mau BERUSAHA maka Allah SWT akan memudahkan jalanmu


ATURAN 2: ini PILIHAN kamu!
Hidup ini sama seperti pilihan ganda, selalu ada pilihan untuk setiap hal. Kamu bisa MEMILIH untuk FOKUS belajar atau menonton OVJ di TV. Kamu bisa MEMILIH untuk mematikan TV atau menonton TV sambil belajar. Kamu bisa MEMILIH untuk belajar sambil BBM-an atau fokus belajar saja. Kamu bisa MEMILIH untuk belajar sambil berinternet terus keasyikan main game online atau belajar cukup 2 jam lalu tidur. Mana yang kamu PILIH? Semuanya tergantung pada PILIHAN kamu sendiri. Ingat, setiap PILIHAN itu punya KONSEKUENSI yang harus kamu tanggung!

ATURAN 3: BELAJAR itu HARUS!

  • Siapkan materi yang akan dipelajari. Saya yakin, Bapak Ibu Guru sudah berbaik hati memberikan kisi-kisi materi apa saja yang akan keluar saat tes nanti. Manfaatkan itu dengan baik, baca kisi-kisinya, pelajari apa yang dimaksud.
  • Buat rangkuman. Penting banget! Terutama untuk pelajaran hapalan dan rumus-rumus matematika-fisika-kimia yang buaaaannyyaaakkk itu. Setelah buat rangkuman, cukup baca kembali apa yang sudah kamu rangkum, BUKAN buku teks. Biasanya kita lebih mudah menghapal apa yang kita tulis daripada apa yang kita baca sepintas saja. Di post berikutnya saya akan membahas tentang bagaimana membuat rangkuman.
  • Latihan soal, terutama untuk pelajaran hitungan. Hapal rumus tetapi tidak bisa menerapkannya dalam soal ya percuma. Begitu juga dengan pelajaran bahasa. 
  • Belajar kelompok itu dianjurkan, apalagi jika kamu memang belum memahami materi-materi tertentu. Daripada belajar sendiri tetapi nggak mengerti apa yang dipelajari, lebih baik bertanya pada teman yang pintar.
  • Bertanya pada guru jika ada yang belum dipahami.
  • Kerjakan tugas dari guru. Ingat, tugas-tugas dari guru itu bisa menambah nilai kamu!
ATURAN 4: JAGA KESEHATAN!
  • Tes sumatif = uji ketahanan fisik! Maka hukumnya wajib untuk menjaga kesehatan kamu agar saat sumatif kondisi fisikmu prima.
  • Seminggu jelang tes sumatif, MAKAN MINUM teratur dan bergizi, banyak minum air putih, makan sayur dan buah.
  • TIDUR CUKUP, jangan keseringan begadang!
  • Setiap selesai belajar, beristirahat sejenak maksimal 30 menit. Ngapain? Kamu bisa selonjoran, mendengarkan musik, ngemil, keluar kamar untuk hirup udara segar, supaya pikiran kamu fresh lagi.
  • SARAPAN secukupnya setiap pagi, bisa roti, nasi goreng, mi rebus/goreng, ditambah segelas teh manis atau susu atau air putih. Ini paling penting, supaya kamu bisa konsentrasi saat mengerjakan tes. Nggak ada alasan untuk nggak sarapan. Mengerjakan tes itu butuh energi banyak!
ATURAN 5: BERDAMAI DENGAN DIRI SENDIRI
  • HALAU GALAU menjelang sumatif. Kelola semua perasaan gelisah-gundah-gulana-sedih-susah-sendu-cemas-takut dengan baik, supaya kamu bisa tetap fokus pada sumatif.
  • Putar LAGU CERIA dan OPTIMIS, agar kamu lebih semangat dalam belajar.
  • BERPIKIR POSITIF tentang dirimu sendiri, balik lagi ke ATURAN 1!
Semoga tips-nya berguna. Selamat menghadapi sumatif! :D

Berakit-rakit ke hulu, berenang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian! 

*) Gambar dipinjam di sini

Thursday, November 29, 2012

How to talk to your parents?


Usia remaja, terutama SMP, adalah masa-masa paling genting dalam hubungan kalian dengan orang tua. Berdasarkan pengalaman saya sih demikian adanya. Pada periode ini sering terjadi pertengkaran-pertengkaran kecil antara kalian dan orang tua. Mulai dari beda pendapat soal hal kecil sampai dengan hal-hal penting dalam hidup kalian. 

Gawatnya lagi, ada persepsi berbeda antara kalian dan orang tua dalam memandang sebuah permasalahan. Maksudnya begini, masalah yang kalian anggap penting dan mendesak, ternyata hanya masalah kecil bagi orang tua, demikian sebaliknya. 

Contoh nih, Super Junior manggung di Jakarta. Sebagai ELF, kamu pasti mati-matian ingin nonton. Apa daya, konser itu berlangsung saat kamu ulangan umum. Waduh! Kamu pun menangis sejadi-jadinya karena gagal lihat Lee Teuk dan Siwon beraksi (ini kenapa jadi pengalaman pribadi ya? :p). Sementara kamu meratapi nasib gagal ketemu idola, ibumu cuma bereaksi pendek,"Tahun depan juga bisa nonton lagi kok." Langsung kamu nyeletuk,"Tapi tahun depan nggak ada Lee Teuk, Buuu!!" lalu lanjut nangis bombay :p

Contoh lainnya, suatu hari ayah meminta bantuan kamu untuk mencuci mobil. Karena kamu sedang asyik mengerjakan tugas (ehm, memang pernah keasyikan bikin tugas?), kamu nggak langsung dengar suara ayah di luar. Belum sempat menjawab lagi, tiba-tiba ayah sudah ada di sebelahmu dan ngomel panjang lebar, "Kamu tuh dimintain tolong pasti banyak alasan! Memang susah ya kalau punya anak nggak bisa diandalkan, disuruh ini, bilang nanti, disuruh itu, bilang lagi nanti. Jadi laki-laki itu harus sigap, cepat, jangan lelet!" Giliran kamu yang bengong mendengar omelan ayah. 'Lah, emang aku salah apaan ya?' begitu pikirmu. 

Hhhh, susah ya? Begini salah, begitu salah, semua selalu salah. Kalian pun berpikir, kenapa sih orang tua selalu merasa paling benar? Kenapa sih orang tua selalu menuntut banyak dari kita? Kenapa orang tua kita kok nggak asyik? Kenapa orang tua kita kok nggak gaul? Kenapa oh kenapaaaaa???

Buntutnya, kalian sering merasa berbicara dengan orang tua adalah BEBAN. Soalnya, sudah malas duluan untuk mulai bicara, karena khawatir diberi ceramah panjang lebar, khawatir dinilai negatif, dan sederetan khawatir lainnya. Akhirnya, kalian cuma bicara kalau kepepet, kalau butuh sesuatu yang mendesak (butuh uang), atau kalau orang tua dipanggil ke sekolah. Rasanya nggak pernah kalian bercerita tentang rutinitas di sekolah, tentang teman-pacar-guru, dll pada orang tua. Kalau nggak ditanya yaaaa nggak cerita deh!

Merasa seperti itu?
Ehem, padahal yaaa kalau kalian jarang bercerita tentang keseharian di sekolah, orang tua akan sulit memahami dunia remaja yang penuh warna. Sulit bicara dengan bahasa kalian alias susah nyambung. Sulit untuk mengerti kalian. Bagaimana mau bisa memahami kalian jika kalian sendiri enggan membuka diri?

So, how to talk to your parents?
Check this out! :)

Punya pertanyaan lebih lanjut?
Feel free to ask me! :)

About Me

Anindita Subawa
View my complete profile

Follow me!

Followers

Powered by Blogger.