Masih ingat iklan Axis versi Joni Blak-blakan?
Saya menggunakan iklan ini sebagai contoh kasus yang harus didiskusikan para siswa. Video Joni Blak-blakan saya putar lagi di kelas (meski sebagian besar siswa hapal di luar kepala, hehehe), dan meminta mereka mendiskusikannya dalam kelompok kecil: pelajaran apa saja yang bisa mereka ambil dari cerita Joni. Kemudian setiap kelompok harus mempresentasikan di depan kelas dengan media power point.
Seluruh siswa sepakat, sebetulnya Joni mencoba berkata jujur. Namun, cara penyampaiannya tidak tepat, sehingga orang lain tersinggung. Joni sangat blak-blakan dalam mengungkapkan apa yang ia pikirkan, sementara bagi kebanyakan orang, mereka tidak suka diberi tahu apa yang harus dilakukan atau bagaimana seharusnya. Pendek kata, Joni jadi terkesan ikut campur urusan orang lain.
Cerita Joni Blak-blakan ini menjadi pengantar bagaimana berperilaku asertif. Berperilaku asertif berarti kita bisa mengungkapkan apa pendapat kita dengan memperhatikan situasi, menggunakan kata yang tepat, dan berbicara dengan jelas serta pantas, dengan tetap menjaga perasaan orang lain. Melalui perilaku asertif, tercapai kesepakatan 'saya senang, kamu juga senang.'
Berperilaku asertif menunjukkan kita dapat menyampaikan apa pikiran kita dengan cara yang sopan, sambil tetap menghormati dan menghargai orang lain. Berperilaku asertif juga dapat tampak lewat bahasa non verbal kita, yakni melakukan kontak mata serta suara yang jelas dan meyakinkan saat berbicara.
Dengan berperilaku asertif, orang lain akan menghargai dan percaya pada kita. Mereka juga akan merasa diterima dan dihargai oleh kita, sehingga mereka pun bersikap positif kepada kita. Sementara bagi kita sendiri, berperilaku asertif memberikan keuntungan bagaimana kita tahu apa yang kita mau dan mampu menyampaikan apa yang kita butuhkan dengan baik. Nggak ada lagi cerita memendam sesuatu dalam hati yang berbuntut pada kebiasaan ngedumel di belakang orang lain, hanya karena kita tidak mau menyampaikan pendapat kita sebenarnya dengan baik. Ujung-ujungnya, kita jadi merasa lebih happy!
Berikut beberapa contoh berperilaku asertif dalam kehidupan sehari-hari.
- Bertanya pada guru ketika ada materi pelajaran yang belum dipahami
- Menolak ajakan teman bermain saat memang harus mengerjakan hal lain yang lebih penting
- Bertanya dengan sopan pada pelayan di restoran ketika pesanan yang diantar tidak sesuai dengan pesanan awal
Jadi, mengapa harus menunggu orang lain untuk berperilaku asertif? Mulailah dari diri kamu sendiri dan kamu akan merasa jauhhh lebih bahagia!
0 comments:
Post a Comment